Rabu, 21 Oktober 2009

Pada waktu itu hanya ada turnamen sesaat saja. belum berbentuk kompetisi yang terpadu dan teratur.

Wacana yang mulai dikembangkan ini adalah memang betul-betul kompetisi usia dini yang teratur, terpadu dan kontinui. Diharapkan dari Kompetisi Usia 12, sekitar 10-15 tahun mendatang, mereka akan berusia antara 22-27 tahun, yang merupakan usia emas bagi seorang pemain sepakbola. menjadikan seorang atau sekelompok pemain handal untuk cikal bakal tim nasional harus dilakukan selama 10-15 tahun dan harus melibatkan ratusan sampai ribuan anak. dari situ baru akan tersaring dengan ketat 20 orang pemain yang menjadi pilar tim nasional.

Pernah kah hal seperti ini ada di Indonesia? Jangankan terjadi, dipikirkan saja mungkin tidak. Kita selama ini hanya tau memetik buah saja, tanpa tau siapa dan bagaimana pohon itu bisa berbuah. Kita hanya bisa menebang kayu tanpa pernah berfikir siapa yang menanam dan kapan ditanamnya.
Dengan membuat kompetisinya, maka akan lahir dengan sendirinya SSB yang bagus. Tapi kalau SSB yang didirikan tidak akan pernah ada kompetisi.
Yang dibutuhkan sekarang ini adalah kompetisi, bukan SSB Super bagus.
Pemain Bagus Lahir dari Kompetisi.
dua kelemahan pembinaan sepakbola indonesia, yaitu:

1. Masalah kedisiplinan terhadap makanan dan gaya hidup. Sepak bola itu adalah olah raga yg membutuhkan kemampuan dan ketahanan fisik yg intens. Seorang pemain sepak bola harus memiliki kesadaran untuk menjaga makanan dan gaya hidup (latihan&istirahat yg cukup) agar dapat mendapatkan hasil yg maksimal. Nah di Indonesia ini tampaknya masalah fisik selalu menjadi masalah klasik bagi timnas. Selama kesadaran tersebut tidak dibangun sedari dini masalah klasik ini akan terus menjadi kutukan bagi pemain indonesia.
2. Pemain bola indonesia tidak latihan menendang? yah itulah masalahnya, pemain bola indonesia sangat malas untuk latihan menendang untuk melatih akurasi dan power tendangan baik untuk operan maupun untuk finishing. Akibatnya lihatlah sendiri kualitas crossing dan finishing pemaen indonesia. ball possession yg tinggi dan aliran bola yg cantik menjadi percuma karena ketika pemain sudah berhadapan dengan gawang maka umpan/finishingnya selalu melenceng.
Sistem pembinaan yang dimaksudkan disini adalah pemain yang ditempa dalam iklim kompetisi yang ketat, teratur, terarah, berkesinambungan dan terdeteksi perkembangannya sejak usia dini.
Kuncinya sebenarnya sangat sederhana. Yang penting anak-anak itu bertanding secara periodik dan teratur mulai dari usia dini. Tidak usah kita terlalu ambisius harus punya stadion dulu, harus punya gym dulu, harus level nasional. Yang ada saja dulu, nanti dilakukan perubahan, dan cukup di skop dan level yang kecil-kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
saya dulu kuliah di Penutradaraan film (IKJ), administrasi negara. lepas kuliah kerja jadi asisten sutradara, unit manager, manager produksi, sutradara sinetron misteri.Buat SSB FC Faste Academy, Medco, Suratin, Divisi 3 PS Kepulauan Seribu Pengda PSSI DKI Jaya.